Available courses

Course image SENIMAN BATAK GENERASI MILENIAL
Sejarah

“Batak si penyanyi telah kembali” demikian ibu-ibu Batak seantero negeri berucap tatkala Joy Destiny Tiurma Tobing mampu mengatasi Delon Thamrin dan menjadi pemenang di ajang Indonesion Idol pertama tahun 2004. Saat itu, televisi memang menjadi mesin propaganda tercanggih menghasilkan “virus idol” ke seluruh negeri dengan mengeksploitasikan naluri manusia, yang kemudian menganggap kontes kontesan dengan SMS menjadi urusan penting mengangkat kembali pamor penyanyi Batak. Kecemerlangan Joy Tobing di arena Indonesian Idol telah mengingatkan kejayaan penyanyi Batak di pentas musik era milenial ini. Kemenangan Joy Tobing telah mengantarkannya untuk masuk ke dunia rekaman. Diantara judul lagu yang dikumandangkan berjudul Boasa Ingkon Pajumpang (ciptaan Benny Panjaitan), Loas Ahu Tu Silomo Ni Rohangki, Unang Be Holan Sai Marsak Beho, danBoasa Ma Gabe Sai Hohom (Ismail Hutajulu), Nungga Mardalan Gokkon (Bunthora Situmorang), Di Jou Ahu Mulak, Marhappy-happy Tung So Boi, Napinalu Tulila (Nahum Situmorang), Unang (Dakka Hutagalung).

 


Course image TRIO LEGENDARIS HINGGA ERA KEKINIAN
Sejarah

Trio Marihot yang beranggotakan Marihot Hutabarat (inisiator), Saulius, dan Paul Hutabarat terbentuk pada era tahun 1950an di Tapanuli. Di tahun 1960an, mereka telah rekaman di Panaphone Recording Company Jerman dengan label Trio Marihot lagu yang dikumandangkan berjudul Rambadia. Henrik Madrotter, seorang pengoleksi album tempo dulu asal Belanda menyatakan kehadiran Marihot Trio pada pasca perang dunia kedua “Here’s a beautiful jazz album from Trio Marihot and I’ve been told that this album come out not long after thr second World War…” (hhtp://madrotter-treasure-hunt.blogspot.com. diakses 12/12/21). Sejak itu, industri kaset sebagai media musik mulai berkembang. Kehadiran industri rekaman ini memunculkan rekaman musik daerah/lokal seperti opera Batak dengan modernisasi instrument musik listrik, struktur harmoni Barat (Hodges 2009:15). Hal ini membuat beberapa pemusik Batak tergelitik untuk melakukan rekaman sebagai ekspresi talenta yang dimiliki. Kebiasaan bernyanyi di gereja oleh masyarakat Batak khususnya Toba tak terhindarkan ketika beberapa orang dari angota gereja ngopi di kedai-kedai atau berkumpul di halaman rumah, biasanya selalu bernyanyi dengan suara satu, dua, dan tiga, sembari mengasah skill. Pengetahuan musik di gereja yang sudah tertanam bagi jemaatnya sangat mempengaruhi talenta para penyanyi karena dapat dikembangkan dengan mengaksentuasikannya dengan berbagai kreatifitas dan akulturasi dengan musik Barat guna memunculkan musik pop Batak.


Course image SENIMAN BATAK DI KANCAH MUSIK NASIONAL
Sejarah

Menggeliatnya industri musik (pop) di negeri ini era 1970-1980an seniman Batak tak kalah melejitnya. Jika pada era itu gubahan seniman Pance Pondaag dengan album Tak Ingin Sendiri yang disenandungkan Dian Piesesha berhasil dengan dua jutaan angka penjualan kaset, dan Obbie Messakh dengan album Hati yang Luka yang ditembangkan Betharia Sonatha produksi Musica Studio, tak kalah dengan mereka. Rinto Harahap penyanyi dan penggubah lagu berhasil merajai musik pop dan bahkan album yang diproduk menjadi tembang emas. Rinto bukan hanya penggubah lagu, penyanyidan produsertetapi juga pengorbit penyanyi, bukan saja hanya penyanyi Batak seperti Eddy Silitonga, Diana Nasution, Cristine Panjaitan, Rita Butar-butar, Herty Sitorus, Victor Hutabarat, Nella Regar, namun terdapat juga penyanyi seperti Broery Pesolima dengan tembangnya Semangka Berdaun Sirih, Aku Jatuh Cinta, Emilia Contessa dengan lagu Untuk Apa, dan Hetty Koes Endang dengan lagu Dingin. Semuanya fenomenal, melankolis dan mendayu-dayu.


Course image SENANDUNG KOMPONIS BATAK DI MANCANEGARA
Sejarah

Gordon Tobing, musisi dan penyanyi Batak kelahiran Medan pada 25 Agustus 1925 putra dari Romulus Tobing (pemusik dan komposer ternama pada jamannya) dikenal berperan besar dalam memopulerkan lagu A Sing Sing So dan ratusan lagu Batak lainnya, tak hanya di dalam negeri tetapi melanglang buana sampai ke mancanegara. Bakat musik yang mengalir dalam darah Romulus, ternyata diwarisi Gordon yang sejak kecil telah digembleng bermain musik dan olah vokal oleh ayahnya. Bermodalkan gemblengan Ayahnya, Gordon yang tidak pernah memperoleh pelajaran musik secara formal, di usia 25 tahun, memberanikan diri hijrah ke Jakarta pada (1950). Awalnya bekerja di perusahaan film negara (Perfini), kemudian pindah ke RRI Jakarta. Disitulah Gordon bertemu seniman-seniman musik ternama seperti Iskandar dan Sudharnoto.


Course image KOMPONIS BATAK DALAM PERJUANGAN KEMERDEKAAN
Sejarah

Maju Tak Gentar, lagu wajib nasional gubahan Cornel Simanjuntak yang awalnya berjudul Maju Putra-Putri Indonesia tercipta pada situasi awal kemerdekaan Indonesia. “Maju tak gentar membela yang benar, maju tak gentar, hak kita di serang. Maju serentak, mengusir penyerang, maju serentak tentu kita menang.Bergerak-bergerak, Serentak-serentak,menerkam-menerjang-terjang.Tak gentar-tak gentar, menyerang-menyerang, majulah-majulah-menang” demikian bait pertama syair lagunya yang bermakna, penulis mengajak rakyat atau para pejuang yang pada saat itu  sedang bertempur untuk terus dan harus maju dengan berani demi memperjuangkan dan mempertahankan hak kemerdekaan bangsa. Tetap bersatu dan percaya bahwa bangsa Indonesia mampu berjuang melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekanaan. Penulis juga memberi semangat persatuan kepada rakyat Indonesia untuk terus bekerja sama mengusir penjajah.


Course image SENIMAN BATAK MASA KOLONIAL BELANDA
Sejarah

Jong Batak, organisasi pemuda yang berdiri tahun 1919 di Batavia oleh Dr Abdoel Rasyid Siregar secara sadar melembagakan bentuk-bentuk grup kesenian Tapanuli. Grup ini menjadi perhatian radio Belanda (Nirom) di Batavia. Nirom dirilay sampai ke kota Bandung, Surabaya, Solo dan Semarang. Dalam berbagai kesempatan grup kesenian Batak tampil di radio dan diminta membuat rekaman untuk dimunculkan dalam serial musik daerah. Sejak itu musik Grup Sinondang Sipirok atau Sinondang Tapanuli, dan lagu daerah Batak lainnya mulai dikenal dan popular khususnya di Jawa.